Sabtu, 08 Mei 2021

Hukuman Berjudi Dalam Setiap Agama

 

Kota Perjudian: Las Vegas dijuluki ‘Sin City’ atau kota dosa bukan tanpa alasan. Aturan agama dan keyakinan manusia, ikut berperan dalam hal ini. Jadi apakah para penjudi tidak beragama? Belum tentu, karna diperkirakan dunia ini terdapat 4.200 agama dengan ajaran dan aturan yang berbeda-beda. Selain itu, tingkat keyakinan dan keuletan seseorang dalam mengikuti ajaran agamanya pun berbeda-beda. Berikut ini kami ulas hukum berjudi dalam setiap agama.

1. Kristen
Agama Kristen merupakan kelompok agama dengan pengikut terbesar di dunia. Berdasakan data dari Pusat Penelitian Pew pada tahun 2015, terdapat 2,3 miliar penganut agama ini atau setara dengan 31.2% populasi dunia. Penganut agama kristen percaya pada Yesus Kristus dan Alkitab merupakan  sumber ajaran teologisnya.

Dalam Alkitab tidak ditemukan pembahasan secara khusus tentang perjudian. Namun dalam Matius 6:24 dikatakan bahwa tidak ada yang bisa melayani dua tuan. Sebab ketika mencintai tuan yang satu, maka tuan yang lain akan dibenci. Tidak bisa melayani Tuhan dan uang.

Dalam 1 Timotius 6:10 dikatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. Dari kedua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa terkait perjudian, ajaran agama Kristen lebih berfokus pada sikap terhadap uang atau perjudian itu sendiri. Bukan pada tindakan perjudiannya. Apakah permainan judi menjadi ‘tuhan’ atau hanya sekedar permainan hiburan.

2. Islam
Islam merupakan agama yang paling cepat berkembang di dunia. Dengan jumlah sebanyak 1,8 miliar penganut, Muslim menjadi agama terbesar kedua di dunia setelah Kristen. Al-Quran menjadi sumber pelajaran agama Islam.

Dalam Al-Quran, tentang perjudian dibahas secara lebih jelas. Al-Quran (5: 90-91) secara eksplisit melarang  perjudian. Permainan yang didasarkan pada  keberuntungan dan taruhan adalah ‘kekejian iblis’. Iblis ingin memprovokasi permusuhan dan kebencian melalui miras dan judi. Serta mengalihkan dari Shalat dan mengingat Allah.

Hal yang sama juga disebut dalam Surat al-Baqarah 2: 219. Oleh sebab itu banyak negara Muslim di Timur Tengah melarang perjudian. Namun taruhan pacuan kuda diijinkan di negara Pakistan dan Bangladesh. Uni Emirat Arab juga menyelenggarakan Dubai World Cup Night, yang merupakan pacuan kuda ras murni terkaya di dunia.

3. Buddha
Agama Buddha diciptakan di Timur. Ajaran spiritual dan tradisinya berasal dari ajaran Sang Buddha. Panca Sila   (Lima Nilai Moral ) menjadi dasar aturan dalam agama Budha. Yaitu menjauhi diri dari mencelakai makhluk hidup, mencuri, melakukan pelanggaran seksual, berbohong, dan kemabukan.

Ajaran utama agama Buddha tidak menyebutkan tentang perjudian secara khusus. Namun disebutkan 6 konsekuensi jahat yang didapat jika terlibat perjudian: (1) pemenang melahirkan kebencian, (2) yang kalah bersedih karna kehilangan harta, (3) kehilangan harta, (4) kesaksiannya di pengadilan tidak dianggap, (5) dihina teman dan rekan, (6) diangggap tidak layak menjadi suami.

Menurut ajaran Buddha, perjudian merupakan sifat buruk yang harus dihindari. Meskipun poin 5 dan 6 mungkin tidak berlaku di zaman ini. Sebab penjudi siperbolehkan bersaksi dipengadilan, dan banyak juga penjudi yang memiliki istri. Intinya, judi memang bukan dosa berat namun pelaku perjudian tentu akan mendapatkan karma di masa depan.

4. Hindu
Hindu merupakan kepercayaan paling kuno di dunia. Siapa pendirinya dan sejak kapan didirikan, tidak diketahui. Ajaran agama Hindu juga mengajarkan tentang karma dan siklus reinkarnasi hingga mencapai nirwana, sama seperti ajaran Buddha.

Terkait perjudian, ajaran Hindu juga tidak membahasnya secara khusus. Dalam agama Hindu diajarkan: ada waktu dan tempat untuk semuanya. Perjudian yang dilakukan secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab tentu akan menuai karma negatif.

Ada beberapa pengecualian perjudian, diperbolehkan selama dilakukan dengan bertanggung jawab dan sewajarnya. Seperti misalnya selama perayaan  Divali,umat Hindu diperbolehkan berjudi. Anak-anak pun dijinkan bermain kartu selama orang tua mengawasi.

Jadi dalam ajaran Hindu, apakah tindakan perjudian tersebut mendapatkan karma negatif atau positif, bergantung pada motif dan niat pelakunya. Aturannya bukan hitam dan putih, namun bergantung pada konteks kegiatan perjudian yang dilakukan.

5. Kesimpulan
Jadi apakah perjudian dilarang? Well, dari keempat ajaran agama dengan jumlah penganut terbanyak diatas hanya agama Islam yang secara spesifik melarang perjudian. Itupun bergantung dari tingkat keyakinan dan pemahaman pelaku serta tradisi budaya setempat.

Secara umum, apakah perjudian diperbolehkan atau tidak, kembali pada masing-masing individu. https://danielrich.8b.io/berita-dan-informasi-tentang-permainan-casino-online.html Saya pribadi berpendapat jika perjudian dilakukan untuk sekedar rekreasi sejenak, dan dilakukan dengan bertanggung jawab; maka bisa diterima.

Namun jika penjudi tersebut menjadi kecanduan hingga menghabiskan seluruh uangnya dan merusak kehidupan pribadi, spiritual, hingga profesional kerjanya, maka harus dihentikan dan dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar